Rabu, 01 April 2009

SIAPLAH JADI PEMIMPIN !

Halooo… Boys and Girls Salaamu’alaikum…!
Wah sebentar lagi Pemilu neh, buanyak banget yang jadi caleg ya ? Biarin deh itu urusan bapak-bapak sama emak-emak. Yang penting bagi kita kita generasi muda Islam yang masih bau kencur jangan ikut-ikutan fanatik atau banyak kritik. Daripada banyak kritik lebih baik nyiapin diri kalo-kalo suatu saat nanti kita menggantikan mereka. Tul nggak ya ?

Bro and Sis, susah lho jadi pemimpin itu. Pemimpin itu bagaikan Kepala dari seluruh anggota tubuh manusia, bagaikan lokomotif dari gerbong-gerbong kereta api, atau laksana atap dari sebuah bangunan.
Dapatkah tubuh kita bisa hidup tanpa kepala ? dapatkah gerbong-gerbong kereta api bergerak ditarik lokomotif yang mogok, dapatkah lantai dan dinding rumah kita bersih kalau atapnya bocor dan langit-langitnya kotor?

Begitulah posisi seorang pemimpin pada yang dipimpinnya.

Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: " Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. (Shahih Muslim No.3408)


Jadi perjuangan untuk menjadi pemimpin yang baik bukan kewajiban seseorang saja diantara kita tapi kewajiban kita semua. SEMUA, tanpa kecuali. Sekali lagi, semuuaa, jangan saling tunjuk.

Standar Utama Pemimpin yang baik bukan salah seorang diantara kita, melainkan tentulah siapa lagi kalau bukan wujud agung Sang Uswatun Hasanah yaitu Rasulullah saw sendiri; yang dikatakan Aisyah r.a akhlak beliau adalah Al Quran.

Sebagai seorang nabi beliau memiliki sifat Sidik ( Benar) Amanah (teguh memegang amanah, dapat dipercaya, jujur), Fathonah ( Pintar, cerdas ) dan Tabligh ( Menyampaikan )
Sifat beliau yang tiada tandingannya ialah Kasih Sayang, Sederhana, Perhatian pada orang - orang miskin dari kalangan musuh sekalipun, Pengertian pada istri atau keluarga yang masih lemah akan tetapi tetap eksis pada tugas-tugas kerasulan dan tetap mengutamakan hubungan dengan Allah Ta'ala.

Dalam hal kepemimpinan beliau saw juga mencontohkan atau mengajarkan a.l

TIDAK BERSIKAP BOSS
"Pemimpin suatu kaum ADALAH PENGABDI/PELAYAN mereka."(HR. Abu Na'im)

TIDAK SOK MAMPU/GILA JABATAN
Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

“Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan.”(HR. Muslim)

· Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku menemui Nabi saw. bersama dua orang lelaki anak pamanku. Seorang dari keduanya berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah diberikan Allah azza wa jalla! Yang satu lagi juga berkata seperti itu. Lalu Rasulullah saw. bersabda: “ Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya.” (Shahih Muslim No.3402)

MENGHARGAI HASIL KERJA BAWAHAN SERTA MENGAMPUNI KESALAHANNYA
Ada tiga perkara yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu (i) Seorang penguasa bila kamu berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu berbuat kesalahan dia tidak mengampuni; (2) Tetangga, bila melihat kebaikanmu dia pendam (dirahasiakan / diam saja) tapi bila melihat keburukanmu dia sebarluaskan; (3) Isteri bila berkumpul dia mengganggumu (diantaranya dengan ucapan dan perbuatan yang menyakiti) dan bila kamu pergi (tidak di tempat) dia akan mengkhianatimu. (HR. Ath-Thabrani)

MERAKYAT/RAPAT DENGAN ORANG MISKIN
“ Barangsiapa diserahi kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan orang yang membutuhkannya maka Allah tidak akan mengindahkannya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
· Dari Abu Maryam al-Azdy Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa diserahi kekuasaan oleh Allah untuk menangani urusan kaum muslimin, namun ia tidak memperhatikan kebutuhan mereka dan kaum fakir, maka Allah tidak akan memperhatikan kebutuhannya." (Hadits Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi.)

TIDAK CARI KEUNTUNGAN DARI YANG DIPIMPINNYA
“ Khianat paling besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya.”(HR. Ath-Thabrani)

SIAP MENDERITA ASAL YANG DIPIMPIN SELAMAT

Hadis riwayat Abu Hurairah ra :
Dari Nabi saw. beliau bersabda: “ Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya.” (Shahih Muslim No.3428)

SIAP MATI BERSAMA-SAMA YANG DIPIMPIN

· Hadis riwayat Salamah ra.:
Dari Yazid bin Ubaid ra. ia berkata: “Aku bertanya kepada Salamah: Untuk apakah kamu membaiat Rasulullah saw. pada hari Hudaibiah? Salamah menjawab: Untuk (berperang sampai) mati.” (Shahih Muslim No.3462)

TIDAK MENERIMA PENGADUAN SEPIHAK

Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila ada dua orang meminta keputusan hukum kepadamu, maka janganlah engkau memutuskan untuk orang yang pertama sebelum engkau mendengar keterangan orang kedua agar engkau mengetahui bagaimana harus memutuskan hukum." Ali berkata: Setelah itu aku selalu menjadi hakim yang baik. (HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi, dikuatkan oleh Ibnu al-Madiny, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.)

MEMPELAJARI PERATURAN SEBELUM MEMUTUSKAN PERKARA

· dari Buraidah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: " Hakim itu ada tiga, dua orang di neraka dan seorang lagi di surga. Seorang yang tahu kebenaran dan ia memutuskan dengannya, maka ia di surga; seorang yang tahu kebenaran, namun ia tidak memutuskan dengannya, maka ia di neraka; dan seorang yang tidak tahu kebenaran dan ia memutuskan untuk masyarakat dengan ketidaktahuan, maka ia di neraka." (Hadits Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Hakim)

Dll.

Ok, Boys and Girls, Siapkan diri kita untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dari pada pendahulu kita. Wassalaaam……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar